Untuk mengisi hari liburan natal dan tahun baru kampus, aku ke bogor selama 2 hari. Berangkat setelah sembahyang kira-kira jam 12.30 sampai disana sekitar jam 4 sore. Hari itu Sabtu, 22 Desember 2012, bertepatan dengan hari Ibu dan pas juga penerimaan rapor sekolahan. Dalam perjalan ke bogor seperti biasa aku naik angkutan umum mulai dari bintaro sampai ciputat dulu, habis itu baru ke parung, baru ke bogor. Dalam angkot menuju parung aku menemui kejadian yang cukup mengharukan, aku bersama dengan beberapa orang Ibu berada dalam satu angkot, beberapa dari mereka sudah tua dan tampil begitu sederhana. Dipegangnya sebuah buku yang tak lain adalah rapor sekolah anaknya. Mereka berbincang-bincang ringan sambil sesekali melihat buku yang di pegangnya sambil senyum bahagia. Aku yang dulu juga pernah merasakan sebagai siswa langsung paham kenapa, senyuman yang sungguh aku rindukan.
Sekian lama sudah hingga sekarang sudah berumur 20 tahun, semua itu berlalu tanpa terasa sudah sekitar 10 tahunan yang lalu. Ketika nilai raporku bagus dan angkanya 8 dan 9 semua rasanya begitu ringan pulang ke rumah, tapi pernah juga yang kalau tidak salah kelas 3 SD ada 6 dan 7 nya yang membuatku merasa bersalah telah lalai di sekolah. Kebahagiaan seorang Ibu adalah sebuah kado terindah dalam hidup ini, dan aku yakin nilai anaknya yang bagus adalah kado terindah buat seorang Ibu. Dengan begitu sabar membesarkan si anak dengan harapan bisa lebih baik dariNya adalah sebuah pengorbanan yang harus seorang anak ketahui.
Di sudut belakang ada pula seorang Ibu dengan penampilan yang sedikit lebih mewah dan lebih muda mengajak kedua anaknya, yang satu sudah sekitar 6 tahunan dan yang satu lagi masih bayi. Hari itu hujan mengguyur wilayah parung, jalanan pun terlihat agak banjir menggenang. Sang Ibu dengan berbagai cara menutupi anak kecilnya agar tidak terkena tetesan hujan yang sedikit bocor menerobos ke dalam celah jendela angkot. Hingga beliau sampai di tujuannya hujan masih begitu derasnya, sang Ibu bingung harus turun bagaimana, hingga supir angkot pun terus berusaha mendekatkan sedekat mungkin mobil ke emperan ruko tapi tetap saja masih terasa kehujanan karena begitu derasnya. Pada saat itu aku bawa payung, dalam hati sudah berniat untuk mengikhlaskan payungku buat sang Ibu, tapi sebelum aku bergerak datang sudah seorang bapak dari ruko ke arah pintu angkot dengan payung di genggamannya, dan semuanya pun berjalan lancar.
Sedikit bercerita mungkin sharing pribadi, berbahagialah kamu yang masih punya Ibu, yang masih ada teman disaat duka meskipun terkadang kamu melupakannya disaat suka. Aku yang sejak kecil tidak bersama Ibu kandung sangat bersyukur Tuhan menghadirkan sosok seorang Ibu yang luar biasa bagiku, tetapi yang namanya hidup memang ada kalanya datang dan ada pula kalanya harus pergi. Sungguh besar cinta Mu Ibu, semoga Tuhan selalu melindungi Mu dan selalu memposisikan Mu dalam kondisi yang terbaik karena kehidupan Mu, dengan segala kesederhanaan aku tulus mengasihi Mu, aku pastikan Engkau adalah Ibu terbaik yang pernah ku miliki, mohon maaf aku belum bisa memberi Mu apa-apa selain doa yang tulus dariku yang masih bermimpi ini. Dengan segala keyakinanku, aku tahu Engkau bahagia disana.
Kembali ke cerita..
Hujan reda sesampainya di kemang, naik angkot lagi lalu ditambah dengan tancapan ojek sampailah di rumah om, dan disana menikmati liburan dengan makan rambutan,haha. Dua hari sudah berlalu, aku balik ke bintaro dengan sekresek rambutan yang aku petik sendiri dari pohonnya, naik ke pohon seperti waktu jaman SD suka maling rabutan di sebelah sekolah,haha. Dunia ini memang begitu indah.. :)